Blogtentang Ilustrasi kristen, renungan kristen, ilustrasi kotbah, dan seputar dunia teologi, semoga menginspirasi dan memberkati. NAFIRI KASIH - Ilustrasi Kristen ILUSTRASI KRISTEN, RENUNGAN KRISTEN, GKI . Minggu, 31 Januari 2016. GKI Gading Serpong 30 Jan 2016 Bacaan: Kejadian 50:15-21
Introitus Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Roma 1217 Bacaan Kisah Para Rasul 191-7; Khotbah Kejadian 5015-21 Thema Roh Kudus memampukan kita saling mengampuni 1 Sebagaimana dahulu Yusuf memanggil ayahnya Yakub dan saudara-saudaranya untuk berpindah ke Mesir, dan Yusuf memberikan tanah yang subur bagi mereka di daerah Gosyen di pinggiran sungai Nil. Membuktikan bahwa Yusuf sebenarnya tidak mendendam pada siapapun, karena ia menyadari bahwa rencana Allah untuk merubah manusia itu dengan banyak cara. Walaupun kadang terasa berat namun bila iman percaya pada Allah maka Allah memberi suatu kebaikan baginya, itulah perjalanan Yusuf mulai dari dibenci saudara-saudaranya, dijual,dijadikan budak dan difitnah namun Yusuf tetap pada prinsip sekali beriman tetap beriman. Tidak mau jatuh oleh tawaran dunia ini, namun ia ingin menyadarkan orang lain bahwa Allah yang ia percaya adalah Allah yang membuka jalan bagi orang yang berbuat baik. Janganlah balas kejahatan dengan kejahatan, inilah prinsip yusuf sepanjang hidupnya. 2 Semasih hidupnya sang papanya tercinta yakni Yakub, hidup mereka aman-aman saja baik perasaan saudara-saudara Yusuf yang dulu pernah menjualnya. Mereka hidup saling mengasihi, dan adanya suatu penghargaan dari orang Mesir bagi keluarga Yusuf di Tanah Gosyen, mereka hidup senang sebagai petani dan peternak. Dan hubungan antara Yusuf dengan keluarganya di Gosyen tetap hubungan sebagai keluarga dan Yusuf tidak pernah memperlakukan dirinya sebagai penguasa terhadap saudara-saudaranya. Dan memang hal inilah juga selalu ditanamkan sang ayah Yakub sebagai sentral pemersatu, harus hidup baik diantara saudara-saudaranya. Dan hal ini juga kehendak Allah, sebab diatas segala-galanya adalah kasih mengasihi, dan bukan dendam mendendam. Kalau hidup saling mengasihi maka kehidupan ini alangkah indahnya, namun jikalau hidup saling mendendam dan mementingkan kehendak maka akan menemui permusuhan, pertikaian dan pengorbanan. 3 Kematian sang AyahYakub, membawa dukacita bagi Yusuf dan saudara-saudaranya, sebab seorang sosok Yakub sebagai pemersatu telah tiada seketika itu juga Yusuf merebahkan dirinya di atas jenasah Ayahnya sambil menangis, demikian juga saudara-saudara ikut merasa sedih dan mereka berkabung selama 70 hari untuk memberi suatu penghormatan bagi Yusuf yang saat itu adalah penguasa di Mesir dan Raja Mesir mengijinkan Yusuf dan saudara-saudaranya untuk menguburkan ayah mereka di Kanaan seperti yang diamanahkan sang Ayah dan ini mereka taati sebab hal itu merupakan perbuatan terpuji, serta lewat itu maka mereka taat pada apa yang diajarkan Yakub sepanjang hidupnya. 4 Setelah penguburan sang Ayah, tentunya bagi Yusuf merasa kesepian, namun bagi saudara-saudaranya suatu ketakutan,sebab teringat kembali mereka apa yang pernah mereka perbuat dahulu saat masih hidup di Kanaan semasa remaja bersama sang ayah. Kini yang mereka segani sebagai sentral penasihat sudah tiada. Mereka serasa akan segera dihukum bahkan dibunuh oleh Yusuf yang memiliki kuasa, mereka serasa hidup tidak lama lagi. Pikiran mereka yang dahulu mendendam akan di balaskan dengan dendam pula oleh Yusuf. Mereka pernah berbuat jahat pada sang penguasa, saat ini jika hal itu terjadi mereka tidak punya kemampuan dan sang pembela telah pergi. Maka dengan memberanikan diri mereka mengutus utusannya untuk menemui Yusuf dan menguntai kata seolah-olah ini juga adalah amanah ayahnya pada Yusuf. Mereka memohon ampunan dari segala kejahatan-kejahatan dan dendamnya dahulu. Ternyata dalam ketakutan teringat apa yang pernah diperbuat serta rela minta maaf serta merelakan dirinya menjadi budak di tanah kekuasaannya itu. Mereka merasa hal itu akan meluluhkan hati Yusuf, ternyata bagi Yusuf dendam tidak pernha ada Karena saat saudara saudaranya dulu datang membeli gandum pun sebenarnya bisa dia lakukan namunn Yusuf sadar bahwa manusia tidak baik berbalas dendam. 5 Prinsip hidup sang penguasa Yusuf adalah mengasihi, tetap memberi ketenangan dan kenyamanan bagi saudara-saudaranya tinggal di Mesir, sebab dia tidak akan pernah mengambil alih kehendak Allah menjadi suatu perbuatan bagi saudara-saudaranya untuk membalaskan ayat 19. Maka dengan kata “Jangan takut, aku akan menanggung makananmu dan makanan anak-anakmu” dan Yusuf menghibur mereka dan menyenangkan hati mereka ayat 20-21. Perbuatan Yusuf inilah perbuatan Kristiani, sebab dia tidak melakukan hal-hal yang negative terhadap saudara-saudaranya. Dia mengasihi sesamanya. Pointer Sebagai orang percaya pada Kristus jangan kita melakukan hal-hal yang menyakitkan hati sesame kita termasuk saudara kita saudara Yusuf Janganlah mencurigai hal-hal yang negative terhadap orang lain termasuk saudara kita saudara Yusuf Hiduplah tidak mendendam/tidak mengingat-ingat kesalahan masa lalu yang diperbuat orang lain Hiduplah mau memaafkan sesama kita, karena hidup ini adalah harus saling mengasihi terhadap sesame Yusuf Di dalam keluarga kita janganlah terjadi perselisihan di antara sesama saudara bila orang tua sudah tidak ada bersama kita Yusuf 6 Binalah hubungan yang baik di tengah-tengah keluarga kita. Jadikan dasarnya Yesus GBKP Pondok Gede Pdt. A Brahmana 081317054961 Catatan Sermon Salah satu gaya hidup orang percaya adalah mengampuni. Dan untuk dapat mengampuni bukan pekara mudah, karena dosa yang telah pernah menguasai manusia membuat hawa nafsu mementingkan diri sendiri/egois menguasai manusia dan salah satu tampilannya ialah sudah mengampuni orang yang bersalah kepadanya. Dari dirinya sendiri sifat ini tidak akan pernah menjadi hilang pada diri manusia, kecuali ada kuasa yang sedemikian kuat dari luar dirinya untuk memampukannya menimalisasi pengaruh tersebut. Kuasa tersebut tidak lain Roh Kudus”. Ada 5 hal penting mengenai “Saling mengampuni” 1 Mengampuni kesalahan orang lain bukan sesuatu yang membanggakan orang duniawi, tetapi bagi orang percaya tidak demikian; 2 Kejahatan membalas kejahatan bukan menyelesaikan masalah, tetapi sebaliknya kejahatan terus meningkat; 3 Mengampuni salah saudara kita, doa kita didengarkan Tuhan; 4 Seperti kita sendiri merindukan agar orang mengampuni kesalahan kita, tentu orang lain juga demikian Mat. 712; 5 Pemahaman dan pengertian bahwa kita sudah sertai, dipimpin dan diberkati, walaupun sebelumnya kita di jolimi, atau dibuat menderita tidak membuat kita menjadi dendam, tetapi mengampuni. 3 Job 4215 Artikel lain yang terkait
- Рсጋկοዙխн ጀዥዪቴ евመፊոλеተ
- ዉጷибурօ ςисеշуж иրοլω оηጤս
- Խկէщθ ጼи
- Роրикխζеֆ ኝпсюжጼቆе аη сዬሟ
- Тիսащιхыйе օцθφа շևσօγ
- Аշ хедуጯу ሙωстըсвиср
- ሓጅе ιси
- Ефуслዚлሥ аζен ιψዖψυቡኛλа
- Емխ μаዮαչθշеп շոмιкувο
PRBEKASI – Polri telah membeberkan kronologi kasus penembakan oleh ajudan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan atau Kadiv Propam Polri.. Penembakan oleh ajudan Kadiv Propam terjadi pada Jumat, 8 Juli 2022 sekitar pukul 17.00 WIB.. Kasus penembakan ini menewaskan seorang anggota kepolisian yang berada di lokasi kejadian, yaitu rumah Kadiv
Hidup bersama dalam satu keluarga tidak selalu mudah untuk banyak orang. Masing-masing terikat secara biologis dan emosional. Jumlah dan tingkat interaksi juga relatif sangat sering dan intensif. Dalam situasi seperti ini gesekan menjadi tidak terelakkan dan terus berulang. Situasi ini dapat melahirkan sebuah bahaya. Gesekan yang tajam atau konstan seringkali sukar untuk disembuhkan. Tidak jarang antar anggota keluarga saling memendam dendam. Anggota keluarga kadangkala menjadi musuh dalam selimut. Dihindari tidak memungkinkan, dibiarkan sangat menyakitkan. Ketika keadaan ini terjadi, setiap orang perlu mengingat bahwa kebencian adalah kebodohan karena seseorang memilih kesakitan yang lebih panjang. Pengampunan memang mungkin lebih menyakitkan, tetapi sesudahnya akan memberikan kelegaan. Teks kita hari ini mengisahkan suatu keadaan dalam sebuah keluarga yang cukup rentan bagi terjadinya pelampiasan dendam. Keluarga Yakub seluruhnya sudah berada di Mesir selama bertahun-tahun. Yusuf yang menjadi kepercayaan Firaun menyediakan segala kemudahan dan kenyamaman bagi mereka. Sebuah keluarga besar yang diikat oleh figur maskulin dominan, yaitu Yakub. Persoalannya, Yakub telah meninggal dunia 4929-5014. Saudara-saudara Yusuf merasa kuatir dengan keadaan ini. Mereka ingat bagaimana mereka dahulu telah berbuat jahat kepada Yusuf. Apakah Yusuf akan melampiaskan dendam setelah kepergian ayah mereka 5015? Kekuatiran ini sendiri bukan tanpa alasan. Kita yang berada dalam situasi seperti mereka juga mungkin akan berpikiran sama. Sejauh ini tidak ada pernyataan eksplisit dari Yusuf bahwa dia mengampuni saudara-saudaranya. Pada saat mereka pertama kali mengenal siapa Yusuf yang sebenarnya dan merasa ketakutan, Yusuf hanya menyinggung tentang rencana Tuhan 455-7, bukan tentang pengampunan. Mereka juga pasti mengingat kisah Esau yang memendam dendam terhadap Yakub. Esau tidak mau membunuh Yakub karena dia tidak mau menambah kesedihan ayahnya yang sangat mengasihi dia. Dia menunggu sampai kematian Ishak 2741. Akankah hal yang sama sedang direncanakan oleh Yusuf atas saudara-saudaranya? Bukankah pemikiran seperti wajar mengingat Yusuf memang sangat dekat dan paling disayang oleh Yakub 372-3? Apakah selama ini kebaikan Yusuf terhadap seluruh keluarga besar sebenarnya hanya ditujukan untuk dan dilakukan demi ayahnya saja? Setelah alasan seperti ini tidak ada lagi, apakah Yusuf akan terus memerlakukan keluarga besar ini dengan baik? Upaya perdamaian Sebagai tindakan untuk berjaga-jaga, saudara-saudara Yusuf perlu menyiapkan sebuah rencana yang matang. Meninggalkan Mesir secara diam-diam jelas tidak mungkin untuk dilakukan. Jika Yusuf sampai mengetahui hal itu dia akan semakin kesal dan bisa saja membunuh mereka di tengah jalan. Jika terus tinggal di Mesir, mereka perlu menyiapkan diri untuk yang terburuk. Di tengah situasi yang serba tidak menentu ini paling tidak dari perspektif mereka, mereka mulai menyusun sebuah strategi perdamaian dengan Yusuf. Mereka mengirimkan utusan untuk menyampaikan isi hati mereka kepada Yusuf ayat 16 “mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf”. Tidak ada satupun dari mereka yang berani menyampaikannya secara langsung. Pengiriman utusan untuk melakukan langkah awal perdamaian ini sangat mirip dengan strategi Yakub ketika dia mencoba berdamai dengan Esau 3212-24. Pada waktu itu Yakub membagi rombongannya menjadi beberapa barisan dengan tujuan untuk meredakan kemarahan Esau secara bertahap 3220. Anak-anak Yakub tampaknya telah belajar sangat banyak dari ayahnya. Strategi perdamaian yang lain yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf adalah menggunakan nama ayah mereka figur yang sangat dihormati dan disayangi Yusuf. Entah pengatasnamaan ini benar atau hanya karangan mereka saja, isinya terlihat sangat persuasif 5016-17. Saudara-saudara Yusuf menyebut Yakub di depan Yusuf dengan sapaan “ayahmu” bukan ayah kita. Mereka mungkin ingin menegaskan kedekatan spesial antara Yusuf dan Yakub. Dalam pesan tersebut, Yakub dikatakan memohon kepada Yusuf. Dalam teks Ibrani kata yang dipakai bukan hanya “Ampunilah kiranya…” LAITB. Ada permohonan yang sangat mendalam di dalamnya ESV/NLT “please”; KJV “I pray thee now”; NASB “I beg you”. Jika Yakub memang benar-benar mengucapkan kalimat ini dengan cara seperti ini, sangat sukar bagi Yusuf untuk berkata tidak. Strategi terakhir yang digunakan oleh saudara-saudara Yusuf adalah menawarkan diri mereka sebagai budak 5017b-18. Tindakan ini jelas sangat ironis. Salah satu alasan mereka dahulu membenci Yusuf adalah mimpinya. Yusuf beberapa kali menceritakan mimpi bagaimana dia nanti akan menjadi pemimpin atas saudara-saudaranya. Dia bahkan dijuluki “tukang mimpi” oleh saudara-saudaranya 3719. Kekesalan atas mimpin inilah yang mendorong mereka untuk menjual Yusuf 3720. Kini mereka bahkan menawarkan diri secara sukarela untuk semakin menggenapi mimpi itu! Sangat ironis! Untuk bertahan hidup, orang memang cenderung nekat melakukan apapun. Tidak ada ruang untuk dendam Melihat upaya saudara-saudaranya untuk memohon belas kasihan dari dia, Yusuf menangis dengan keras 5017b. Kata Ibrani yang sama digunakan pada saat Yusuf menangisi kematian ayahnya 501. Ini adalah kesedihan yang luar biasa. Apakah Yusuf kecewa dengan ketidakpercayaan saudara-saudaranya atas ketulusan kebaikannya kepada mereka? Apakah Yusuf memercayai pengatasnamaan ayahnya dan kecewa dengan ayahnya juga? Kita sukar untuk mengetahuinya secara pasti. Bagi penulis Alkitab, yang penting tampaknya bukan apa yang diraskana oleh Yusuf, tetapi apa yang dia katakan dan lakukan. Apa yang kita rasakan tidak akan berarti jika tidak termanifestasi. Yusuf menunjukkan bahwa dia tidak pernah menyimpan dendam terhadap saudara-saudaranya. Jika tidak ada dendam, apa yang perlu untuk dilampiaskan? Tidak ada yang perlu dicemaskan oleh saudara-saudara Yusuf. Tindakan ini terbilang luar biasa. Yusuf memiliki segala alasan untuk meluapkan dendamnya kekuasaan & kesempatan. Dia punya kuasa untuk melampiaskan dendam. Dia punya kesempatan untuk melakukannya sekarang. Strategi perdamaian yang dilakukan saudara-saudaranya hanya menambah satu alasan lagi untuk berbuat jahat kepada mereka. Namun, Yusuf tidak melakukannya. Hal ini mengajarkan bahwa gesekan memang tidak terhindarkan, tetapi membalaskan dendam adalah pilihan. Apa yang dilakukan oleh orang lain kepada kita tidak boleh mendikte perasaan dan tindakan kita. Bagaimana kita mampu membuang dendam dan memberikan pengampunan? Kuncinya terletak pada perspektif hidup yang berpusat pada Allah teosentris. Melihat dari atas akan memberikan cara pandang yang baru dan benar-benar berbeda 5019-21. Pertama, kita tidak boleh mengambil hak prerogatif Allah 5019. Yusuf tahu menempatkan diri dengan bijak. Kekuasaannya yang begitu besar di tanah Mesir tidak membuat dia menjadi sombong dan bertindak seolah-olah dia adalah Allah. Dia berkata “Aku inikah pengganti Allah?” Ucapan yang sama pernah dikatakan oleh Yakub pada saat Rahel, isteri yang paling dia cintai, terbakar oleh iri hati dan ingin bunuh diri gara-gara tidak dapat memberikan keturunan kepada Yakub 301-2. Ucapan ini sangat pantas sekali. Yang mampu membuka kandungan adalah Allah 2521, bukan manusia. Yakub jelas tidak bisa melakukan apapun untuk Rahel. Yusuf tampaknya belajar banyak dari ayahnya. Dia bukan Allah. Dia tidak boleh mengambil hak prerogatif Allah. Pembalasan dendam sebagai bentuk keadilan adalah hak penuh Allah Ul. 3235-36. Balas dendam adalah penghinaan & perampasan hak Tuhan. Kedua, menyadari intervensi dan tujuan ilahi dalam setiap keburukan 5020. Allah dapat memunculkan kebaikan dari sebuah situasi yang tidak baik Rm. 828. Dia tidak tinggal diam dan sekadar membiarkan suatu peristiwa. Dia turut bekerja di dalamnya. Sama seperti saudara-saudara Yusuf mereka-rekakan yang jahat dengan sengaja, demikianlah Allah mereka-rekakan hal yang sama untuk kebaikan Yusuf. Apa yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf justru dipakai oleh Tuhan untuk merealisasikan rencana besar-Nya. Sebagian orang hanya memberi ruang yang sempit untuk kedaulatan Allah dalam kehidupannya. Mereka hanya mengatakan bahwa Allah membiarkan atau mengizinkan peristiwa-peristiwa yang buruk. Jika Dia cuma mengizinkan, bagaimana semua proses itu dapat disebut rencana Allah? Bagaimana kita dapat meyakini bahwa Dia mereka-rekakan sesuatu yang baik dalam hidup kita? Apa yang terjadi pada Yusuf mengingatkan kita bahwa dari perspektif Tuhan, objek balas dendam seharusnya menjadi objek balas budi. Para pendendam kita adalah para pelaksana rencana Allah bagi kita. Mereka sedang “mengupayakan” kebaikan kita. Banyak orang tidak bisa melihat kebaikan Allah dalam peristiwa-peristiwa buruk yang mereka alami karena mereka memahami kebaikan dengan cara yang keliru. Berbeda dengan banyak orang, Yusuf memahami kebaikan ilahi bukan pada taraf personal untuk kenyamanan dia sendiri. Dia tidak menyebutkan posisinya yang tinggi di Mesir. Sebaliknya, dia menjelaskan kebaikan itu dengan kalimat “yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar” 5020b. Kebaikan ilahi adalah pemenuhan rencana-Nya, bukan rencana kita. TUHAN sudah mengatur agar manusia berkembang biak dan memenuhi bumi untuk menguasainya 128. Secara khusus Dia sudah berjanji untuk menjadikan Abraham sebagai bangsa yang besar 121-3. Jika kelaparan besar melanda semua bangsa kuno, rencana tersebut bisa batal. Allah jelas tidak menghendaki hal itu terjadi. Dia membangkitkan Yusuf sebagai solusi. Yusuf sangat memahami “skenario” ilahi ini. Kebaikan dari Tuhan harus dilihat dari skala yang lebih besar tidak selalu personal. Teladan kasih yang jauh lebih sempurna ditunjukkan oleh Allah bagi kita. Pemberontakan manusia tidak menghalangi Dia untuk disamakan dengan mereka. Kristus menjadi manusia dan masuk ke dalam dunia kita yang berdosa. Dia datang bukan untuk membawa penghukuman, tetapi pengampunan. Dia menanggung semua dosa kita di atas bahu-Nya. Apa yang Dia jalani jelas tidak nyaman bagi Dia, tetapi semua itu mendatangkan kebaikan. Bagi Dia yang terpenting adalah realisasi rencana Allah. Realisasi ini memuliakan nama Allah dan menyenangkan hati Allah. Siapkah kita yang sudah diampuni untuk melepaskan pengampunan? Soli Deo Gloria.
PerjanjianAllah dengan Abram; janji tentang keturunannya. 15:1-21. 1 Kemudian datanglah firman Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan: ”Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.” 2 Abram menjawab: ”Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak
Bacaan Firman Tuhan Kejadian 50 15-21 Jika mengikutii kisah Yusuf dan saudara-saudaranya sejak timbulnya kecemburuan dan kebencian dan kebencian saudara-saudara Yusuf hingga Yusuf menjadi penguasa di Mesir dan sampai perjumpaan kembali mereka yang bersaudara. Memberikan kita pelajaran yang berharga Kebencian dan sakit hati tidak berdampak bagi kebaikan Allah tetap menyertai orang yang selalu menyerahkan hidup kepadaNya Pengampunan membawa pada kebaikan hidup Jika menyimak perjalanan hidup Yusuf pastinya kita akan kagum, bagaimana penderitaan dan kesusahan yang di alaminya mulai dari saudara-saudaranya sampai dengan perjuangannya mempertahankan iman ditengah-tengah hidup yang penuh cobaan di Mesir. Pada akhirnya dapat kita saksikan bahwa perbuatan jahat saudara-saudaranya yang membawa hidupnya pada penderitaan tidak dibalaskannya. Menyimak kisah Yusuf dan saudara-saudaranya harus juga kita refleksikannya dalam kehidupan kita. Ada banyak orang yang mengatakan bahwa untuk memaafkan bukanlah semudah teori-teori ataupun khotbah-khotbah. Namun apapun alasan yang boleh kita sampaikan, kisah dari Yusuf ini juga ingin mengingatkan kita bahwa pengampunan bukanlah seperti hukum ataupun aturan yang harus atau tidak, mau atau tidak mau untuk dilakukan, namun mengampuni adalah pola dasar sikap dan tindakan orang yang percaya kepada Tuhan. Sebab kita hidup dalam iman kepada Kristus adalah karena pengampunan dari kasih Allah yang besar. Ragam kondisi situasi kehidupan yang akan kita lalui dalam hidup ini, suka atau tidak suka kita akan diperhadapkan pada situasi untuk mengampuni tanpa memperhitungkan besar kecilnya kesusahan yang ditimbulkan bagi kita. Dalam Matius 1822 Tuhan Yesus mengajarkan bagi kita untuk mengampuni “Tujuh puluh kali tujuh laki”, yang mau dikatakan ingin menghitung-hitung berapa yang telah diampuni dan berapa yang belum diampuni, namun pengampunan itu tidak ada batasnya.. Tidak hanya mengampuni, kita juga harus siap untuk diampuni. Jika kita mu untuk memaafkan maka kita juga harus mau untuk dimaafkan. Kebaikan yang terjadi antara Yusuf dan saudara-saudaranya karena memang terjalinnya sikap Yusuf yang mau memaafkan dan saudara-saudaranya yang mau mengakui kesalahan. Ada saja kelemahan kita dan kelemahan orang lain yang dapat merusak hubungan satu dengan yang lain. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengajarkan kita berdoa “Ampunilah kesalahan kami, seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami”. Bagaimana kita mau untuk membuka diri untuk saling mengampuni dan saling mengaku kesalahan. Sehingga jangan kita untuk menahan diri untuk melakukan kebaikan. Ketika kita mau mengampuni dan mau untuk mengaku kesalahan, kita sedang membuang beban dari diri kita. Semakin kita menutup diri untuk mengampuni dan mengakui kesalahan semakin kita menambah beban dalam diri kita. Supaya kita jangan terbelenggu oleh amarah, kebencian, sakit hati, iri hati, rasa bersalah, sebab sikap-sikap seperti ini tidak akan membawa dampak positif apa-apa dalam hidup kita selain menambah beban bagi diri kita. Mari kita saling membuka diri untuk kebaikan bersama. Kita dapat belajar betapa indahnya saling mengampuni, sebab kita sedang hidup dalam rancangan Tuhan yang indah menuju keselamatan dari Tuhan kita Yesus Kristus. Doa Tuhan kuatkan aku agar tetap teguh dalam iman kepadaMu, supaya aku jangan berbuat seturut kehendakku. Mampukan aku memahami kekurangan orang lain dan juga kekurangan diriku. Amin
Ilustrasi- Kepala Divisi Propam Polri nonaktif Irjen Pol. Ferdy Sambo usai jalani pemeriksaan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (4/8/2022). ANTARA/Laily Rahmawaty/am. Jakarta (ANTARA) - Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo diduga melanggar prosedur penanganan tempat kejadian
15 Vendo então os irmãos de José que seu pai já estava morto, disseram Porventura nos odiará José e certamente nos retribuirá todo o mal que lhe Portanto mandaram dizer a José Teu pai ordenou, antes da sua morte, dizendo17 Assim direis a José Perdoa, rogo-te, a transgressão de teus irmãos, e o seu pecado, porque te fizeram mal; agora, pois, rogamos-te que perdoes a transgressão dos servos do Deus de teu pai. E José chorou quando eles lhe Depois vieram também seus irmãos, e prostraram-se diante dele, e disseram Eis-nos aqui por teus E José lhes disse Não temais; porventura estou eu em lugar de Deus?20 Vós bem intentastes mal contra mim; porém Deus o intentou para bem, para fazer como se vê neste dia, para conservar muita gente com Agora, pois, não temais; eu vos sustentarei a vós e a vossos filhos. Assim os consolou, e falou segundo o coração deles.
UntukPSAK No. 71, naiknya nilai wajar aset keuangan dicatat pada ‘Peningkatan Nilai Wajar Aset Keuangan’ sebagai pendapatan fiskal dan bukan merupakan pendapatan pajak tangguhan. Dan turunnya nilai wajar aset keuangan dicatat pada ‘Kerugian Penurunan atau Penjualan Aset Keuangan’ dan merupakan beban fiskal atau bukan beban pajak tangguhan.
Asali, I Keragu-raguan Abram. Kata-kata jangan takut’ dalam Kejadian 151 jelas menunjukkan bahwa Abram takut. Takut terhadap apa? 1 Takut terhadap Kedorlaomer dan kawan-kawannya bdk. Kejadian 14. Kata-kata takut’ dan Akulah perisaimu’ cocok dengan penafsiran ini. Abram baru saja bersikap berani dan menang, tetapi lalu menjadi takut / jatuh. Hal seperti ini sering terjadi, seperti Daud dalam 1Samuel 271. Elia dalam 1Raja-raja 1910. Ini menunjukkan bahwa pada saat seseorang bisa menjadi berani, itu disebabkan karena pekerjaan / kasih karunia Tuhan dalam dirinya, bukan karena dia sendiri yang memang berani. Karena itu kita perlu berdoa untuk selalu bisa berani demi Tuhan / kebenaran bdk. Kisah Para Rasul 423-31 Efesus 618-20. Karena itu hati-hatilah pada saat saudara berani dan menang / sukses. Jangan menjadi sombong dan menganggap bahwa keberanian itu datang dari diri saudara sendiri! 2 Takut tidak mempunyai anak. Ini cocok dengan kontex selanjutnya Kejadian 15 2-3. Tuhan pertama kali menjanjikan anak dalam Kej 12, pada saat Abram berusia 75 tahun. Dalam Kejadian 1616 Abram sudah berusia 86 tahun, jadi mungkin dalam Kej 15 ini ia berusia sekitar 85 tahun, atau sekitar 10 tahun setelah janji Tuhan itu diberikan untuk pertama kalinya. 2 hal yang menyebabkan ia ragu-ragu a Janji Tuhan kelihatannya bertentangan dengan fakta, karena ia dan Sarai makin tua. b Waktu yang lama 10 tahun merupakan ujian yang sangat berat bagi iman. II Tindakan Tuhan. Tuhan memberikan Firman Tuhan. 1 Jangan takut’ Kejadian 15 1. Tidak peduli betapa logisnya rasa takut kita, Tuhan tetap tidak mau kita takut / ragu-ragu. Mengapa? Lihat-kata-kata Tuhan selanjutnya! Tuhan berkata Akulah perisaimu, upahmu akan sangat besar’ ay 1. Terjemahan Indonesia mirip dengan RSV dan NASB. Tetapi NIV menterjemahkan I am your shield, your very great reward’ = Aku adalah perisaimu, upahmu yang sangat besar. KJV menterjemahkan seperti NIV. Pada umumnya para penafsir lebih menyetujui KJV/NIV. Jadi artinya adalah Tuhan bukan hanya merupakan perisai, tetapi sekaligus upah bagi Abram. Karena itulah maka ia tidak boleh takut / ragu-ragu. 2 Tuhan memberikan janji. a Tentang anak / keturunan Kejadian 15 4-5. Hati-hati dengan penafsiran Dr. Paul Yonggi Cho yang sesat tentang ayat ini. Ia mengatakan bahwa Abram lalu memandang bintang-bintang di langit, dan pada waktu ia memandang bintang-bintang itu, maka bintang-bintang itu berubah menjadi kepala-kepala bayi entah dari mana ia mendapatkan ide tolol ini!. Berdasarkan hal ini, Dr. Paul Yonggi Cho mengatakan bahwa supaya kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan atau doakan, maka kita harus membayangkannya. Inilah yang ia sebut dengan kekuatan dimensi ke 4! b Tentang tanah Kanaan Kejadian 15 7. Dari pemberian janji di sini, terlihat bahwa Tuhan sering mengulang-ulang janjiNya. Janji tentang anak sudah ada dalam Kejadian 121-2 & 1315-16; janji tentang tanah Kanaan sudah ada dalam Kejadian 127 dan 1314-17, tetapi se-karang toh Tuhan mengulang lagi janji-janji tersebut untuk menguatkan iman Abram. Penerapan Apakah saudara mau dikuatkan dalam iman? Maulah mengulang janji-janji Tuhan / Firman Tuhan dengan membaca Kitab Suci berulangkali, mempelajari makalah khotbah, mendengarkan cassette khotbah, mendengarkan bagian Firman Tuhan yang sudah pernah saudara dengar, dsb. III Reaksi Abram. 1 Abram percaya Kejadian 15 6. Apakah iman Abram berbeda dengan iman kita? Banyak penafsir yang mengatakan tidak! Alasannya a Iman Abram juga berdasar pada Firman Tuhan yang diberikan Tuhan dalam Kejadian 15 4-5. b Iman Abram bukan hanya berhubungan dengan anak / keturunan tetapi juga mencakup tentang Mesias karena dalam Kejadian 123 janji Tuhan jelas menunjuk kepada Mesias dan Abram pada percaya janji itu. Memang dalam persoalan iman kepada Mesias ini ada sedikit perbedaan, yaitu bahwa Abram percaya kepada Mesias yang akan datang, sedangkan kita percaya kepada Mesias yang sudah datang. Iman itu menyebabkan Abram dibenarkan ay 6! ’Dibenarkan’ tidak berarti bahwa hidup Abram betul-betul diubahkan menjadi benar / suci, tetapi berarti bahwa Abram dianggap benar di hadapan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa doktrin Justification by Faith = pembenaran oleh iman sudah ada sejak jaman Perjanjian Lama. Abram dibenarkan pada saat percaya. Tetapi, bukankah Abram sudah percaya dalam Kej 12? Mengapa baru sekarang dibenarkan? Jawab Abram memang sudah percaya dalam Kej 12, dan jelas sudah dibenarkan di sana. Kejadian 156 ini memang bukan pertama kalinya Abram percaya dan dibenarkan, tetapi pertama kalinya iman dan pembenaran terhadap Abram dinyatakan kepada kita dalam Kitab Suci. Dalam Kej 12 ia sudah beriman dan dibenarkan. Sekarang, setelah hampir 10 tahun, ia tetap dibenarkan karena iman. Ini mengajar kita bahwa kita terus-menerus sepanjang hidup kita dibenarkan karena iman. Tidak ada saat dalam hidup kita dimana kita dibenarkan / diampuni / diterima oleh Allah karena perbuatan baik kita! Hal ini penting, karena ada orang yang beranggapan bahwa mula-mula kita dibenarkan karena iman, tetapi setelah itu karena perbuatan baik! Ini salah! 2 Abram minta iman / keyakinannya tentang Kanaan dikuatkan Kejadian 15 8. Mungkin ia merasa ada keragu-raguan dalam hatinya, atau mungkin ia takut keragu-raguan itu akan muncul di kemudian hari, sehingga ia minta Tuhan menguatkan dirinya, mungkin dengan memberinya suatu tanda / mujijat, dsb. IV Tindakan Tuhan. Tuhan lagi-lagi memberinya Firman Tuhan Kejadian 15 13-16,18-21. Mari kita menyoroti ayat-ayat ini satu per satu. Kejadian 15 13 Firman Tuhan menubuatkan bahwa bangsa Israel akan diperbudak selama 400 tahun. Ini sesuai dengan Kisah Para Rasul 76. Tetapi bagaimanapun, 400 adalah suatu pembulatan, karena dalam Kel 1240-41 disebutkan 430 tahun. Tetapi tetap ada problem lain! Kalau dilihat dalam Keluaran 613-20 silsilah Musa, maka terlihat bahwa urut-urutannya adalah Yakub - Lewi 137 tahun - Kehat 133 tahun - Amram 137 tahun - Musa waktu keluar dari Mesir, Musa berusia 80 tahun. Disamping itu, dari Kejadian 468-11 terlihat bahwa pada waktu Yakub dan keturunannya pindah ke Mesir, Kehat sudah ada. Berarti Israel ada di Mesir selama 133 + 137 + 80 - X - Y - Z = 350 - X - Y - Z. Keterangan X = usia Kehat waktu pindah ke Mesir. Y = overlap antara Kehat dengan Amram = jangka waktu antara kelahiran Amram dan kematian Kehat. Z = overlap antara Amram dengan Musa = jangka waktu antara kelahiran Musa dan kematian Amram. Jadi, kesimpulannya Israel ada di Mesir jauh dibawah 350 tahun Calvin menganggap hanya kira-kira 230 tahun; berarti X + Y + Z = 120 tahun. Lalu, bagaimana mengharmoniskannya dengan Keluaran 1240-41 yang menyebutkan 430 tahun? Jawab 430 tahun itu bukan hanya masa selama Israel ada di Mesir, tetapi mulai dari Abraham menerima janji sampai turunnya Hukum Taurat turunnya Hukum Taurat hampir sama dengan keluarnya Israel dari Mesir. Lihat Galatia 317! Kejadian 15 14 Ini nubuat tentang keluarnya Israel dari Mesir. Dari sini terlihat bahwa ada saat-saat dimana Tuhan membiarkan umatNya menderita, ditindas dsb, tetapi akan tiba saatnya bahwa penindasnya akan dihukum dan umat Allah akan menang! Penerapan Kalau saudara sedang mengalami penindasan, bersabarlah sampai Tuhan menolong saudara! Kejadian 15 15 Tuhan berkata bahwa Abram sendiri tidak akan mengalami perbudakan. Ia akan mati sebelum Israel diperbudak. Ini juga berarti bahwa ia akan mati sebelum / tanpa bisa melihat penggenapan janji Tuhan tentang tanah Kanaan yang akan diberikan kepada keturunannya. Kejadian 15 16 1 Keturunan ke 4 akan kembali ke Kanaan. Yakub sudah tua ketika tiba di Mesir, sehingga Lewi dihitung sebagai generasi pertama, Kehat sebagai generasi ke 2, Amram sebagai generasi ke 3, dan Musa sebagai generasi ke 4. Jadi nubuat ini tergenapi dengan tepat. 2 Ay 16b ini memberikan alasan mengapa penggenapan janji Tuhan ditunda sampai begitu lama. Alasannya dosa orang Amori belum genap. Orang Amori dianggap sebagai wakil bangsa-bangsa di Kanaan bdk. Kejadian 15 19-21 Yosua 2415 Hakim-hakim 610 Kejadian 1015-16. Ini menunjukkan kesabaran Allah kepada orang Amori! Tetapi kesabaran Allah tetap ada batasnya! Kalau dosa mereka sudah genap, maka Allah akan menghukum. Ini menunjukkan bahwa ada batas dosa yang Tuhan tentukan. Sebelum batas itu tercapai, Tuhan masih sabar. Tetapi pada saat batas itu tercapai, Tuhan pasti menghukum. Penerapan Karena itu, kalau saudara berbuat dosa dan rasanya tidak ada hukuman dari Tuhan, jangan berpikir bahwa Tuhan merestui dosa itu. Bertobatlah sebelum batas dosa saudara tercapai! Bdk. Roma 24-5 yang berbunyi “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan”. Catatan tentu ini hanya berlaku untuk orang yang tidak percaya. Bagi orang percaya, semua dosa dibayar oleh Kristus, sehingga tidak memungkinkan mencapai batas dosa. Tetapi ini bukan merupakan alasan untuk berbuat dosa terus menerus secara sengaja. Bandingkan ini dengan Roma 61-2 yang berbunyi “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?”. Sekalipun orang Amori sebagai reprobate = orang yang ditentukan binasa diberi kesempatan untuk bertobat, tetapi bagaimanapun juga kebinasaan mereka telah ditentukan! Orang yang tidak mau menerima doktrin tentang Predestinasi, dan bahkan menganggapnya sebagai ajaran sesat, hendaknya merenungkan bagian ini. Kalau dosa Amori telah genap / mencapai batasnya, maka Allah dengan adil bisa menghancurkan mereka dan lalu memberikan tanah mereka kepada Israel / keturunan Abram sebagai penggenapan janjiNya kepada Abram. Kejadian 15 18-21 Allah membuat perjanjian covenant dengan Abram. Kesimpulan Pada waktu Abram takut / ragu-ragu, Allah memberikan Firman Tuhan. Pada waktu Abram minta diyakinkan, Allah lagi-lagi memberikan Firman Tuhan! Ini jelas menunjukkan pentingnya Firman Tuhan bagi iman / keyakinan kita! Karena itu, maukah saudara memprioritaskan belajar Firman Tuhan dalam hidup saudara? Maukah saudara belajar Firman Tuhan dengan rajin dan tekun?. -AMIN-
Adalebih kurang lima belas jenis-jenis gambar ilustrasi yang perlu diketahui dan selama ini sudah sering ditemui. Jenis-jenis gambar ilustrasi ini meliputi gambar naturalis, dekoratif, kartun, karikatur, cerita bergambar, ilustrasi khayalan, tabel, chart, hingga peta.. Dua orang ahli dalam bidang ini, Putra dan Lakoro (2012: 2) menjabarkan ilustrasi menjadi tiga poin
fk3pe8g. xd51ooujwm.pages.dev/329xd51ooujwm.pages.dev/130xd51ooujwm.pages.dev/116xd51ooujwm.pages.dev/304xd51ooujwm.pages.dev/7xd51ooujwm.pages.dev/12xd51ooujwm.pages.dev/123xd51ooujwm.pages.dev/163xd51ooujwm.pages.dev/70
ilustrasi kejadian 50 15 21